Kamis, 17 November 2016

Bromo, Bukan Sekedar Wisata Biasa

Indahnya sajak bisa ditulis, eloknya sebuah gambar bisa dilukis, manisnya beretorika bisa dirangkai akan tetapi tidak dengan indahnya kebersamaan. Untuk kesekian kalinya. Pecinta sekaligus penikmat wisata alam sebut saja itu kami, sekelompok muda-mudi asal Subang yang sedang menikmati masa transisi kebebasan kecil di Kota Istimewa Jogja. 

Hey lur, Ketika mendengar Bromo apa yang ada dalam benak kalian ? Roti Bakar ? Kipas Angin ? atau kentang yang ditaburi keju ? Terserah kalian mau membayangkannya seperti apa, tapi yang pasti Bromo merupakan wisata alam yang sangat indah. Rasanya lebih enak dibandingkan roti bakar, sejuknya lebih terasa dibandingkan dengan kipas angin, bahkan kelezatannya lebih memanjakan mata di bandingkan dengan kentang bertabur keju yang hanya bisa dinikmati ketika dikunyah saja. Berbeda dengan Bromo, sejuta keindahan yang kami lalui di Gunung Bromo akan menjadi cerita panjang untuk anak cucu kami kelak.  Bukan sebuah cerita saja namun ini pelajaran untuk anak cucu kami. Bahwa ada yang lebih enak dari roti bakar, ada yang lebih sejuk dari kipas angin, ada yang lebih lezat dari kentang bertabur keju, yaitu keindahan Alam Indonesia. 

Mencoba berlaga tau bersumber dari berbagai artikel di internet dapat dijelaskan bahwa Bromo merupakan salah satu gunung dari beberapa gunung lainnya yang terhampar di kawasan komplek Pegunungan Tengger dengan ketinggian 2.329 mdpl. Tidak termasuk dalam jajaran gunung tertinggi namun keindahannya tidak tanggung-tanggung mampu menyedot hampir semua kalangan dari berbagai pelosok nusantara untuk berlibur ke Gunung Bromo.

Perjalanan Jogja ke Bromo

Sebuah kesalahan besar jika kalian menganggap jarak perjalanan Jogja ke Bromo itu sama dengan perjalanan dari kamar kalian ke Toilet pribadi. Jangan pernah samakan itu. Bagi pengendara roda dua, perjalanan dari Jogja ke Bromo membutuhkan fisik dan mental yang kuat. “ Maaf agak lebay dikit”. Persiapannya pun harus matang. Kondisi tubuh jelas harus dijaga dan tetap sehat agar bisa tertawa sepanjang jalan. Oh iya, yang sangat penting juga  adalah kamera, minimal Hp kalian harus berkamera, lebih bagusnya lagi bawa kamera digital atau DSLR untuk mengabadikan setiap momen-momen perjalanan kalian, kecuali kalian jago melukis itu tidak masalah tidak membawa kamera juga.
Jarak dari Yogyakarta ke Bromo, Pasuruan terbilang jauh sekitar 383 km. Ini akan memakan banyak waktu, tenaga dan pikiran, oh iya satu lagi Bahan Bakar Minyak bagi yang menggunakan kendaraan pribadi. 

Rute Perjalanan Jogja Bromo Pake Kereta

Dari Jogja (Stasiun Lempuyangan) – Probolinggo naik KA Sri Tanjung atau Logawa kemudian turun di Stasiun Probolinggo, dari Stasiun Probolinggo naik Angkot ke Terminal Probolinggo, setelah itu di depan Terminal Probolinggo banyak angkutan jeep yang akan membawa wisatawan ke Bromo.

Kami ber-7, Imam Muamar Kharisma, Oci Tiarani, Kasna Mulyadin, Rini Pertiwi, Yayan Septian, Bambang Julianto dan Veny Agustin sudah sepakat akan berangkat ke Bromo menggunakan kendaraan roda dua. Sebenarnya bukan sebuah kesepakatan sih. Hanya tidak ada pilihan lain, kalo ada mobil pribadi yang lagi free pasti naek mobil. Tapi ini akan menjadi pengalaman yang menurut kami lebih menarik di bandingkan menggunakan kereta atau mobil pribadi. Naek motor itu udaranya lebih terasa, lelahnya juga pasti sangat terasa dan yang paling penting adalah kebersamaannya akan sangat terasa dan akan berbeda ceritanya, lebih panjang dan berkesan. 

Pukul 18.10 – 19.30  (6/6/2014) Ngumpul Di Asrama Subang

Asrama Subang menjadi pilihan untuk mengawali perjalanan kami. Tempat pertama untuk berkumpul dan membahas segala keperluan dimulai dari yang sangat penting dan yang gak penting-penting banget.Terlihat  bersih, imut-imut, ganteng-ganteng, cantik-cantik dengan seribu pesona yang menebarkan kedamaian jelas terlihat dalam style kami. Ini perjalanan jauh dan akan melewati beberapa kecamatan, kabupaten dilihat oleh banyak orang, tentunya kami harus bergaya semampu mungkin, sekeras mungkin, sehebat mungkin, sekeren mungkin.
“Baju ganti, celana, upluk, kacamata, power bank, sisir, sepatu, sandal dan lain-lain semua perlengkapanku sudah beres, bagaimana dengan kamu Imam” tanya oci sambil merapihkan perlengkapannya.
“Sajadah, tasbih, kopeah, handuk, kaos kaki, sarung tangan, celana dalem dan lain lain sudah lengkap” kata Imam Muamar dengan nada yang riang.
“KAMERA Joss”  Ucap bambang.
Sementara yang lain Kasna Mulyadin, Rini Pertiwi, Veny Agustin dan Yayan Septian duduk di kursi depan Asrama sambil mendengarkan musik jawa pantura. Mereka terlihat sangat gembira terlebih lagi dengan Yayan. Dia terlihat gembira ria dengan tembang panturanya. 
Setelah semuanya beres. Kami berdoa agar perjalanan ini lancar, aman, nyaman, selamat sampe tujuan dan dapat kembali ke Jogja melanjutkan aktivitas seperti biasanya. 

Rute Perjalanan Jogja – Bromo 

Mungkin ini bisa jadi patokan untuk perjalanan.  Rute ini diambil dari google maps. 
  • Dimulai dari Jl. Kusumanegara dan Jl. Janti ke Jl. Ringroad Timur di daerah Banguntapan, jaraknya sekitar 5,1 km
  • Kemudian Ambil Jl. Yogyakarta –Solom Jl. Raya Ngawi-Solo, Jl. Raya Ngawi –Caruban dan Jl. By Pass Krian ke Jl. Gempol – Mojokerto Jawa Timur, jaraknya sekitar 273 km
  • Setelah itu Ambil Jl. Nasional 24, Jl. Gempol –Mojokerto, Jl. Gempol-Malang, Jl. Bromo Tosari,  jaraknya sekitar 106 km

Adapun untuk waktu tempuh itu tergantung dari kecepatan dalam berkendara. Seberapa cepat bawa motornya, seberapa sering berhenti untuk beristirahat.Tapi  hati-hati lur, mobilnya gede-gede. Kalian akan disuguhi oleh terompet besar bis malam. Suaranya menggelegar.  Mungkin bagi Bambang suara terompet bis tersebut serasa nyanyian malam yang sangat harmonis karena dia adalah seorang Bismania alias penggemar bis.

Pukul 07.00  (7/6/2014) 

Perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan. Benar-benar melelahkan.  Kemarin yang terlihat keren, cantik, ganteng, imut-imut kini wajah kami dipenuhi dengan daki dan debu-debu jalanan. Badan terasa lengket karena keringat bercampur dengan serpihan debu yang dihembuskan angin bis-bis semalam.  Debu tersebut menempel di wajah, telinga, leher sampai dengan tiiiiit (maaf di sensor).
Oci, Rini, Veny dengan seribu pesonanya kini terlihat kusam. Pesonanya luntur dikuliti oleh rasa lelah. Sementara Imam, , Kasna, Yayan, Bambang semakin terlihat gagah dan percaya diri  dengan daki-dakinya. Haha.
Perjalanan kami dari jogja ke Bromo menghabiskan waktu sekitar 12 jam. Dengan kecepatan tidak menentu dan berhenti untuk beristirahat sekitar 5 kali .

Pukul 08.00  (7/6/2014) Nyampe Penginapan

Sekitar jam 08.00 kami sampai ke tempat penginapan. Sejenak berbincang-bincang dengan pemilik penginapan kemudian kami langsung masuk kamar dan merebahkan badan diatas kasur empuk. Beuh rasanya enak binggo fix maksimal lur. Puas banget, nikmat banget bisa tidur-tiduran dan manja-manjaan. 

Pukul 13.30  (7/6/2014) Padang Rumput Savana

Inilah saat yang ditunggu-tunggu. Saat dimana kami akan menelusuri setiap sudut tempat Indah ini.  Bapak supir Jeep ternyata sudah siap menunggu di depan untuk mengantarkan kami mengunjungi beberapa lokasi wisata. 


Sedikit Info :
Untuk pergi kebeberapa lokasi wisata di Bromo, kalian bisa menyewa jeep. Biasanya satu paket Jeep untuk ke Puncak Penanjakan 1 untuk melihat Bromo Sunrise dan kawah Bromo. Pintar-pintar saja nego dengan Sopir Jeep Bromo kalau ingin ke Padang Rumput Savanah.hehe

Padang Rumput Savana Bromo

Dijelasin dikit ya. Savana Bromo, sebuah tempat yang terletak di selatan Gunung Bromo, terletak pada sebuah lembah hijau yang di kelilingi tebing-tebing menjulang tinggi dan beberapa punggungan gunung kecil (Bukit Teletabies).


Padang Rumput Bromo yang sangat luas, jika datang ke Savanah akan merasakan seolah-olah tidak berada di Gunung Bromo. Kontras sekali ! karena jalur mencapai savana adalah Lautan Pasir.
Padang Rumput Savana oleh masyarakat Tengger Gunung Bromo terletak di Lembah Jemplang. Jika berlibur ke Bromo melalui jalur Selatan (Malang), otomatis akan melalui tempat ini. Tapi katanya jalurnya lumayan sulit. 

Ditempat ini kami siap menunjukan seribu pesona kekerenan kami didepan kamera. 




Pukul 18.50  (7/6/2014) Pulang ke penginapan

Setelah puas bernarsis ria.  Mau gak mau, meskipun masih ingin menikmati suasana indah ini kami harus pulang kepenginapan untuk beristirahat dan mempersiapkan perlengkapan untuk kunjungan lokasi wisata selanjutnya yaitu Pananjakan 1.  

Pukul 02.30  (8/6/2014) Berangkat ke pananjakan

Pananjakan 1 masih bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN-BTS) Jawa Timur. Letaknya juga tidak begitu jauh dari penginapan kami. Untuk sampai di tempat ini pengunjung dapat menyewa Jeep. Rencananya untuk kali ini kami tidak akan menggunakan Jeep. Tapi kami akan menggunakan sepeda motor. Lebih menantang dan ekstrim karena akan melewati Lautan Pasir yang indah dan hamparan kaldera yang menakjubkan. Wow. 

Hati-hati lur kalo menggunakan sepeda motor. Ngebut dikit nanti kepleset, terlalu santai nanti disalip orang dibelakang imbasnya kena semprotan pasir, santai banget nanti lama nyampenya. Pokoknya harus hati-hati. Sebetulnya lebih enak menggunakan Jeep disamping aman dan nyaman juga cepat nyampe tujuan. Tapi bagi kalian yang gemar memacu adrenalin, sepeda motor menjadi kendaraan yang tepat menuju pananjakan 1. Satu lagi yang paling menantang adalah kami tidak tau kemana arah menuju pananjakan 1. Karena tidak ada rambu-rambu menuju kesitu.  Benar-benar serasa di Lautan Pasir. Tipsnya liat lampu-lampu kendaraan yang ada didepan. Ikutin saja terus. Nanti juga nyampe. 

Setelah melewati Lautan Pasir akhirnya kami sampai di jalan menuju pananjakan 1. Sepertinya tracknya akan lebih menantang. Naek, naek, naek, belok, belok dan terus naek yaa seperti itulah.
Kasna, Bambang, Yayan dan para boncengersnya melesat paling awal. Sementara Imam dan Oci tertinggal jauh di belakang. Tidak ada firasat buruk sebelumnya,  namun ada sesuatu yang tak terduga terjadi. Setelah melewati 1 tanjakan yang menikung, tiba-tiba motor Imam macet. Mesinnya tidak mati, ketika di gas rantainya berputar tapi motornya tidak melaju. Hampir saja jatuh. Muka oci terlihat pucat ketakutan.

Tidak lama kemudian Kasna turun kembali dan mendorong motor Imam sampai ketempat yang agak datar. Mau gak mau yaa harus mau, motor tersebut terpaksa harus di dorong sampai ke puncak Pananjakan 1. Karena tidak ada pilihan lain. Turun pun percuma. Tidak ada bengkel. Beberapa pribumi menawarkan jasa untuk menarik motor Imam dengan harga tinggi. Ada yang menawarkan 400 rbu, 300 rb. Waduh ini sungguh berat. Tapi ada harapan ketika bapak-bapak tadi bilang kalo di atas sana ada bengkel. Dengan kekuatan penuh para cowo mendorong motor sampai ke puncak secara bergantian. 



Lelah, letih, lesu, lemah itu yang dirasakan. Akhirnya nyampe juga setelah beberapa jam mendorong motor. Permasalah belum tuntas sampai disitu. Setelah di periksa oleh bapak montir, kerusakan terjadi karena gir motor tersebut sudah rusak dan tidak bisa menopang rantai lagi. Intinya harus di ganti dengan yang baru. Tapi bengkel tersebut tidak menyediakan onderdil motor. Terpaksa Kasna dan Imam harus turun mencari bengkel. Turun lagi, belok-belok lagi. Ini sangat melelahkan. Dan akhirnya dapat juga gir yang dibutuhkan. Permasalah tuntas dan motor normal kembali. Saatnya bernarsis ria.










Nih foto-foto saat digardu pandang.




Pukul 10.30  (8/6/2014) Gas Puncak Bromo

Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permulakaan laut, yang paling menarik adalah Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.  Nanti kalian akan disuguhi ratusan anak tangga yang menjulang tinggi menuju puncak Bromo. 



Pukul 12.30  (8/6/2014) Nyampe penginapan

Perjalanan yang sangat melelahkan. Beristirahat sejenak untuk memulihkan kondisi tubuh karena akan melewati perjalanan yang panjang. Sepertinya kadar semangatnya mulai berkurang berbeda dengan sebelumnya. Track menuju pulang ke jogja akan lebih menguras tenaga.

Pukul 14.50  (8/6/2014) Gas Jogja

Saatnya pulang ke jogja. Rasanya malas sekali. Kalian dapat melihat lelahnya ekspresi muka kami. Betapa lelahnya kami. 



Pukul 08.00  (9/6/2014) Nyampe jogja

Setelah melewati perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan akhirnya kami nyampe jogja juga. Wuih senengnya minta ampun.


Sebagian foto-fotonya :







Tulisan ini hanya sebagian kecil dari perjalanan panjang kami.  Banyak hal yang terlewatkan dengan jujur kami mengakui bahwa keindahan perjalan ini tidak bisa dengan rinci kami tuliskan

Tulisan ini pernah dimuat di ipmks.org

Previous Post
Next Post

post written by:

0 komentar: